Rabu, 30 Juli 2014

ASAM JADI ALASANKU UNTUK SELALU DEKAT IBUKU


Di judul sebelumnya yaitu ttg asam dan mindek sudah aku jelaskan ttg hobi unikku saat msh kecil antara kelas 2 dan 3 SD. Yaaaa.... entah kenapa waktu itu seneng sekali cari asam di dalam area pemakaman desa. Di makam itu memang ada bbrp pohon asam besar yg buahnya rimbun dan paling banyak menjatuhkan buahnya yg sudah matang. Jadi sangat mudah untk mendapatkan asam matang di situ.

TEEEEEENNGGG.....TEEEEEENNGGG.......
Ketika bel berdentang aku paling sering kesana. Memunguti biji asam matang lalu memasukkan ke dalam plastik kecil, kadang kalau tidak membawa plastik ya aku pake kaos dalam atau baju untuk menampung. Kalo sudah cukup, biasanya aku duduk di bawah pohon asam itu, duduk diantara batu nisan tanpa nama. Kadang bersandar pada pohon, kadang bersandar pada batu nisan yg ada. Sambil menikmati buah asam yg jelas kecut. Rasa kecut itu membuatku senam muka cengar cengir senyum sendiri.Semilir angin menerpa wajahku yg kuyu dan tubuh kecilku. Saking nikmatnya kadang terkantuk hingga bel masuk sekolah terlewatkan. Hmmmm.....buah lain yg aku dapatkan selain asam adalah MINDEK. adalah buah dari pohon trembesi seperti yg aku jelaskan di judul satunya.

Sekian lama "berkeliaran" di daerah itu dan bercengkerama dg batu nisan itu , tanpa aku tahu siapa yg bersemayam di dalamnya. Semua seperti hal biasa dan tak ada rasa takut sedikitpun untuk ukuran usia segitu. Kebiasaan itu berlangsung hingga kelas 4 SD. Setelah itu  sih masih suka kesana hanya saja intensitasnya tak sesering dulu lagi.
Waktupun berjalan.....SD....SMP.....SMA........ke Batam....menikah. setelah menikah itulah suamiku memberanikan diri bertanya ke Bapak dimana letak makam IBUKU. lalu kamipun pergi bersama ke area pemakaman desa. Tiba2 saja jantungku berdetak kencang, dan darahku berdesir ketika mendekati sebuah makam dengan batu nisan di bawah sebuah pohon asam. YA ALLAH.........INIKAH MAKAM IBUKU...? SUBHANALLAAH....ALLAUAKBAR. aku tercengang tak bisa berkata apa2. Beribu pikiran berkecamuk di kepalaku. Bukankan tempat ini hampir tiap hari aku datangi duluuuuu semasa aku SD mulai Kelas 2 . Di tempat inilah aku mencari buah asam yg jatuh. Pohon asam itu masih berdiri kokoh dan jadi saksi bisunya. Andai saja pohon itu bisa bicara......hai pohon asam....katakan sesuatu agar aku mengerti semua ini, jangan diam saja. Minimalnya tersenyumlah menyambutku karena kita sudah lama saling kenal.
Yaaaaa.........buah asam yg jatuh dari pohonnya itulah yg selalu membuatku ingin kesini. Memungutinya....lalu memakannya di dekat batu nisan itu. Dan ternyata.....salah satu dari nisan itu adalah MAKAM IBUKU.....YA ALLAAAAH..

YA ALLAH....YA RABBY....DUH GUSTI KANG MOHO  AGUNG.....ternyata Engkau tidak benar-benar meninggalkanku dari dulu. Dengan caraMu.....tetap Kau dekatkan aku dengan IBUKU yang sudah tiada. Entah bagaimana ini bisa terjadi. Sungguh sulit untuk dimengerti dan dipahami dengan akal .
Lalu akupun menyebutnya "pola pengasuhan IBUKU" ini unik. Bagi yg tidak percaya wilayah metafisik mungkin hal ini terlihat aneh. Tapi begitulah semua  ini terjadi atas ijin Allah. Mungkin ini sudah merupakan hasil negosiasi IBUKU dengan Tuhan. Mungkin IBUKU bilang ke Tuhan...

YA TUHANKU....
Jika tak Kau ijinkan aku mengasuh anakku secara fisik, ijinkan aku mengasuhnya secara metafisik...

Ya Robby....
Jika tak Kau ijinkan aku menggendong anakku dengan selendang, ijinkan dia duduk mendekati nisanku.

Duh Gusti Kang Moho Asih....
Jika tak Kau ijinkan aku menidurkan dia tiap harinya, ijinkan aku menahan tubuh mungilnya  itu dengan nisanku...walau sesekali...

Duh Gusti Kang Moho Welas....
Jika tak Kau ijinkan aku membelai rambut kusutnya, ijinkan aku menyatu dalam hembusan angin agar bisa menyibakkan rambutnya itu....

Duh Gusti Kang Moho Adil....
Jika tak Kau ijinkan aku bertatap muka langsung dengannya,  maka jadikanlah asam ini kesukaannya...agar tiap saat dia merindu datang kesini...

Duh Gusti Kang Moho Kuoso....
Jika tak Kau ijinkan aku melihatnya tersenyum tiap saat, maka jadikanlah rasa asam ini untuk membuatnya tersenyum di sini....walau kecut...

Duh Gusti Kang Moho Wenang...
Jika tak Kau ijinkan aku menemaninya bermain tiap saat, maka buatlah dia bergembira saat memunguti asam2 itu, Agar aku bisa melihat wajah cerianya.

Duh Gusti Kang Moho Wicaksono....
Jika tak Kau ijinkan aku menjaganya saat sakit, maka jadikanlah asam itu sebagai obat penawar untuknya.

Duh Gusti Kang Moho Suci....
Jika tak Kau ijinkan aku mengajarinya bersikap dalam hidup, maka sisipkan pancaran  ruhku ke dalam jiwanya, agar aku bisa selalu menguatkannya.....

Duh Gusti.... menghadapMu  lebih awal...adalah sebuah kepatuhanku, dan ijinkanlah aku tetap bersama anakku..selamanya......dengan cara dan kuasaMu......yang indah dan bermakna.


Yang ingin aku share disini adalah....tentang "pola asuh" IBUKU.  Bisa dikatakan bahwa IBUKU itu ternyata seorang "negotiator" yang handal dengan Tuhan. Bagaimana tidak? Berkat negosiai IBUKU dengan Tuhan, IBUKU masih bisa berperan aktif mengasuh dan menjagaku dari wilayah metafisik. Mungkin susah dimengerti dengan akal dan nalar, tapi begitulah aku meyakininya.

Aku mempercayai bahwa peran dan doa seorang IBU tak akan terputus sampai kapanpun sekalipun IBU kita sudah meninggal. Tak ada batas yg bisa memisahkannya. Hidup dan mati hanya beda dimensi. Kita masih terhubung dengan baik sesuai keinginan kita, lewat doa. Dialog imajener dengan IBUKU juga kadang bisa menambah dan mempertahankan keakraban kami. Begitu sih menurutku. Kalau tidak percaya ya gak apa2.

Begitulah sekelumit tentang SELALU ADA CINTA DI SEBIJI ASAM. Akan selalu menjadi pengingat tentang hubungan manisku dengan IBUKU . Mengunjungi makam IBUKU adalah sebuah kewajiban bagiku saat pulang kampung. Tiap kali kunjunganpun selalu ada dialog imajenerku dengan IBUKU. Yaaa....jadi ajang "curhat" lah. Yang pasti....aku tidak akan membiarkan IBUKU kesepian. Aku akan selalu ada untuknya....sampai kapanpun.

THANK'S MOM FOR CARING, SHARING, LEADING, AND LOVING ME......LUV U PUUUUUULLLLL DAAAH.....

03082014, Sidoarjo
Menulis saat ta bisa tidur......dari perjalanan mudik.

0 komentar:

Posting Komentar