Selasa, 23 Desember 2014

KYAI JUGA MANUSIA

Belajar kesabaran dan keikhlasan memang mudah diucapkan. Tapi sudahkah teruji  dengan suatu kejadian nyata di kehidupan kita? Tak jauh2 lah. Yang berhubungan erat dengan pekerjaan kita. Lebih dipersempit lagi dengan contoh bagaimana kita menyikapi jika kita ditipu atau dicuri orang? Nah lhoh...mari kita renungkan. Jawabannya ada pada diri sendiri...tdk usah ditulis apalagi direkayasa.
Hari ini saya sungguh beruntung bisa hampir setengah hari bersama seorang Kyai besar. Ngobrol banyak tentang bbrp hal mulai yang ringan2 sampai yang berat, sy jd sok ikut memikirkan nasip negara ini hehehe. Saya memulainya dg sulitnya birokrasi kepengurusan perijinan di kota saya. Padahal persyaratan sudah lengkap, bupatinya juga sudah ditembusi, bahkan Beliau ini juga sudah membantu. Tapi masih saja mental...alias tidak mempan. Jd yg kuat siapa? Hmmm....menggelitik untuk disimak kelanjutannya.
Pembicaraanpun berlanjut pd kisah2 menggelikan dibalik perjalanan dakwah Beliau. Kasus terdekat adalah minggu kmrin ada panggilan tausiah ke Hongkong. Yg mengundang adalah dr kementrian tertentu. Ternyata uang saku dan tiketpun tak sampai ke Beliau. Walhasil ke Hongkong benar2 bayari semua sendiri. Hadeuuuhhh..... Lalu bbrp hari kemudian dpt panggilan dakwah ke kabupaten yg lumayan jauh dr sidoarjo. Nah selesai acara bukannya menerima amplop berisi, malah disodori tagihan dari toko bangunan yg nilainya ratusan juta dan belum terbayar. Malah disambati. Hahahaha.....
Sy bisa melihat betapa kecewanya Beliau.
Sudah meluangkan waktu , tenaga, pikiran, uang tapi malah diperlakukan seperti itu. Saya tersenyum mendengar curhat Beliau....satu hal yang saya garis bawahi...Kyai juga manusia.....begitulah adanya. Sikap sangat manusiawi ini sungguh membuatku salut dan merenung...cara Beliau mengekspresikan rasa sangat biasa dan tidak direkayasa menjadi sok ikhlas atau sok sabar. sekaliber Beliau cobaan dan tantangannya makin besar. Setiap yang kita ucapkan akan selalu diuji. That is the point. Dan kamipun tertawa terbahak2 bersama.
Wuuih....coba bayangkan kalo itu terjadi pada kita. Siapkah kita dg pengorbanan? Hukum take and give tak berlaku , yang berlaku give and give. Gimana siap? Mikir dulu yaaa? Hehehe.
Sahabat....ketika kita diuji dg keadaan yg ada korelasinya dg ucapan kita , maka siapkan diri untuk menerima konsekuensinya. Hmmmm....saya jd berpikir...apa baiknya jadi orang diam saja? Lalu bagaimana kita mau berperan kalo kita hanya diam. So....pilihan ada di diri kita masing2.

0 komentar:

Posting Komentar