Selasa, 30 Desember 2014

INDONESIA....MEA....DAN TANTANGAN....

MEA....yg lazim dipanjangkan jd masyarakat ekonomi asia seolah2 mjnd momok bagi sebagian kalangan. Dan tiba2 tahun 2014 kemarin jd bahan hangat untuk didiskusikan. Sy bbrp kali berkesempatan menjd pembicara di bbrp forum diskusi. Yg terakhir adalah kemarin 30 Desember 2014 di Fakultas Fisip Universitas Airlangga Surabaya, yg dikemas dlm sebuah diskusi hangat dg berbagai kalangan, dari bbrp perwakilan universitas, dinas2 terkait, kementrian luar negeri bahkan mengutus salah satu dirjennya, juga kalangan pelaku bisnis tentunya. Beda disiplin ilmu tentu saja beda sudut pandang dlm menyikapi MEA yg akan dimulai 2015 ini, apalagi dari praktisi yang notabene adalah pelaku bisnis real yg sdh bersentuhan dg pasar eksport atau global . Saya hanya bagian kecil dari mereka. Alangkah senangnya bisa berada di forum ini, berkumpul dg para profesor yg ahli dibidangnya dan para senior pelaku bisnis yg luar biasa. Jadi seperti "mahasiswa" baru yang siap sharing ilmu dg mereka. Walau saya hanya lulusan SMA, tapi menurut mereka sy mempunyai satu nilai plus yg bisa saya share berdasarkan pengalaman saya , yg sdh saya kerjakan. Tentu saja seorang praktisi harus maju selangkah lbh donk. Hehehe....

Saya berkesempatan mengunjungi bbrp daerah perbatasan indonesia, diantaranya Tarakan, Berau, pekanbaru , Batam dan sekitarnya, pontianak , singkawang dll, banyak produk dari malaysia. Dan itu sudah berlangsung dari dulu lhoh. Jd di daerah itu sudah sebebas2nya perdagangan berlaku. Bahkan produk dari lokal jauh lebih tinggi harganya. Kenapa? Satu masalah lagi yg dari dulu tak terpecahkan. Transportasi! biaya transportasi menuju daerah tersebut jauh lebih mahal dibanding kita kirim ke malaysia atau singapur atau piliphina. Masalah ini sering dibahas di beberapa dialog, saya sering  diminta pendapat. Tapi tetap saja tak ada jalan keluar dari pemerintah. Ketidakberdayaan pemerintah mengendalikan kartal moda transportasi laut sangat menyebalkan untuk diomongkan. 
So....begini menurut saya tentang apa itu MEA. Perdagangan bebas sebenarnya sudah ada sejak dulu kala. Sejak jaman kejayaan Majapahit sudah berlaku. Sebuah  buku sejarah di Cina menyebutkan bahwa banyak kapal besar datang dari nusantara kita dg membawa berbagai macam dagangan mulai hasil bumi, sampai kayu2 lalu sebaliknya dari Cina mereka membawa kain2 atau barang dagangan lain untuk dipasarkan di sini. Ditemukan juga mata uang Cina saat penggalian bbrp situs di daerah Trowulan. Ini jg sbg bukti nyata bahwa nenek moyang kita sudah mengenal perdagangan bebas dari dulu. So....bisa dibayangkan...berapa ratus tahun lalu nenek moyang kita adalah orang hebat. Kalo masih ada yang bertanya siapkah atau mampukah kita menghadapi MEA....saya berani bilang...that is stupid question....bukan orangnya lho ya yang stupid. Hehehe.....jawabnya adalah.....kita mampu dan harus mampu dan siap. Jangan ditawar. Mari kita ambil spirit nenek moyang kita . Jadi MEA ini sebenarnya adalah proses alam dalam mengembalikan konsep "nusantara" atau "nuswantoro" yang merupakan gagasan Maha Patih Gajah Mada. 

  Tekhnisnya bagaimana? Tergantung masing2 bidang yang kita geluti. Saya di bidang makanan...ya harus siap bersaing dan siap mengupgrade produk saya menjadi lebih baik dalam segala hal baik itu mutu, harga, packing, service dll. Anda yang bergerak di bidang jasa atau lainnya tentu juga harus melakukan hal yg sama. Bedanya adalah mungkin persaingan akan semakin terbuka dan tanpa basa basi. Jadi siapkan diri kita lebih baik lagi. Siap? So...MEA hendaknya kita tangkap sebagai sebuah peluang nyata di depan mata. Mari kita antusias menyongsongnya. Tak ada yg perlu ditakutkan.
Well...saya sampaikan kendala apa sih yang dihadapi UMKM atau pengusaha daerah dlm menghadapi MEA ini? Program pemerintah pusat dari tahun ke tahun sangat banyak yang mendukung promosi produk kita ke pasar internasional. Rajin2 kita saja untuk mendapatkan informasi dari mereka yang ada di kementrian. Aktif bertanya lalu ikut terlibat di dalamnya jika secara finansial kita mampu. Nah lho...mudah kan.
Sebagai pelaku usaha yang memulai usaha benar2 dari nol, lalu tumbuh berkembang, justru saya merasa kurangnya dukungan pemerintah daerah khususnya tingkat kabupaten. Otonomi daerah yang agak  "kebablasan" membuat penentuan kebijaksanaan agak lambat. Ini berbanding terbalik dengan program  pemerintah pusat yang mengajak kita "sprint" agar cepat sampai. Lalu saya bercerita ttg kasus yang saya alami. Mekarsari tumbuh ttg kesulitan saya mengurus ijin pabrik kecil saya. Semua persyaratan sudah saya penuhi. Ijin HO dari seluruh warga tetangga sudah ada, bahkan mereka senang bisa ikut bekerja. IMB sudah ada. Tinggal menunggu ijin produksi hingga saat ini belum dikasih. Alasan tidak memenuhi RT RW jadi hal yg sangat klasik. Pointnya adalah dimana peran pemerintah untuk mendukung UKM yang mau berkembang. Tidak semua UKM mampu langsung membeli tempat yang ideal . Ini harus bisa jadi pertimbangan pemerintah untuk memberikan ijin . Harus ada jalan tengah untuk pemecahannya. Malah saya dikirimi surat penangguhan. Ediiiiiiaaaaaan. Produk sudah jalan dimana2 tapi ijin produksi tidak dikasih. Ini yang bagi saya sangat sulit mengerti. Jadi hasrat hati menjadi warga yang baik dengan memenuhi legalitas pun jadi malah membuat saya jadi eneg. Oooo...makanya bengkel bubut besar di sebelah pabrik saya memilih tidak berijin. Rupanya ini karena peliknya kepengurusan perijinan. Aaah....saya pun jadi berpikir....gak usah ijin sj bisa jalan...lalu ngapain susah2 ngurus ijin? Padahal kita jg sudah membayar semua kewajiban kita. Yg resmi dan yg tdk resmi. So what?
Begitulah yg namanya regulasi. Saya menyebutnya kurang berpihak pada yang kecil...apapun alasannya. Kita yang sudah jelas bekerja dan memperkerjakan orang banyak susah mendapat "pengakuan" mereka dalam bentuk perijinan. Sedikit gambaran suka duka jd pengusaha yang merangkak dari bawah.....tetap indah untuk dinikmati. Ayoooo....bagaimana maunya...saya coba ikuti. Saya mencoba kembali meluruskan niat..bismillaahi....segala daya usaha tidak akan berarti tanpa ijinNya dan ridhoNya.
Sharing ini semoga bermanfaat bagi saya sendiri khususnya.

Thanks God
SDA 31 Des 2014
Di penghujung tahun.....

0 komentar:

Posting Komentar